A. HAKIKAT MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran menempati posisi
yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta tercapainya indikator .
Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi
kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam
rangka pencapaian standart kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan
pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang terpusat pada materi pelajaran ( subject-centered teaching), materi
pelajaran merupakan inti dari kegiatan pelajaran . menurut subject-centered teaching keberhasilan suatu proses pembelaaran
ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat enguasai materi kurikulm.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk
pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian
pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan
dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat mengngkapkan
kembali.
Merril (1977), membedakan isi (materi pelajaran menjadi
empat macam yaiti : fakta, konsep,prosedural dan prinsip.
·
Fakta adalah sifat dari segala
gejala,peristiwa, benda yang wujudnya
dapat ditangkap oleh pancaindra. Fakta merupakan pengetahuan yang
berhubungan dengan data pesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang
terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. Fakta merupakan materi pelajaran
yang paling sederhana, karena sifatnya
hanya mengingat hal-hal yang spesifik.
·
Konsep adalah abstraksi
kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep
memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang
dimiliki suatu konsep. Gabungan dari atribut menjadi suatu perbedaan antara
satu konsep dengan konsep lainnya. Atribut ini pada dasarnya adalah sejumlah
fakta yang terkadung dalam objek.
·
Prosedural adalah materi
pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan
langkah-lagkah secara simetris tentang sesuatu.
·
Prinsip, hubungan
antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan
generalisasi yang selanjutnya dapat ditarik kedalam prinsip. yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan
memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat,
paradigma, dan teorema.
Disamping jenis diatas ada juga jenis materi pelajaran
yang disebut dengan keterampilan. Keterampilan adalah pola kegiaatan yang
memiliki ujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi.
Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk , yaitu ketrampilan intelektual
dan ketrampilan fisik. Keterampilan
intelektual adalh ketrampilan berpikir melalui usaha menggali, menyusun dan
menggunakan berbagai informasi, baik berupa data, fakta, konsep, ataupun
prinsip, dan teori. Ketrampilan fisik adalah keterampilan motorik seperti
ketrampilan mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi , keterampilan
memperbaiki suatu alat dan lain sebagainya.
Menurut Hilda Taba (1962) bahan atau materi pelajaran
dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni fakta khusus, ide-ide pokok,
konsep, dan sistem berpikir.
·
Fakta khusus adalah
bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Fakta khusus ini biasanya
merupakan informasi yang tingkat kegunaannya paling rendah .
·
Ide-ide pokok bisa
berupa prinsip atau generalisasi. Memahami ide pokok, memungkinkan kita bisa
menjelaskan sejumlah gejala spesifik atau sejumlah materi pelajaran.
·
Konsep menurut Hilda
Taba lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok. Memahami konsep berarti memahami
sesuatu yang abstrak sehingga pemahaman konsep akan terkait dalam berbagai
situasi.
·
Sistem berpikir
berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah secara empiris,
sistematis dan terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir ilmiah.
Dari
beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli maka materi pelajaran pada
hakikatnya bisa berupa fakta,konsep,prosedur, prinsip dan ketrampilan. Untuk
memudahkan pemahaman kita tentang jenis materi pelajaran maka anda dapat
mengikuti flow chart tersebut.
B.
PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN MATERI
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar
dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian
(relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan
pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta
didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya :
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum
permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi
kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan
seharusnya ”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep),
bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar
transaksi (materi prosedur).
2. Konsistensi artinya keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka
materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar
bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi
penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan
juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
merasionalkan pecahan bentuk akar.
3. Adequacy artinya kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit,
dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum
(pencapaian keseluruhan SK dan KD).
C. SUMBER MATERI PEMBELAJARAN
Dalam
pelajaran konvensional, sering guru menemukan buku teks sebagai satu-satunya
sumber materi pelajaran. Bahkan, pembelajaran yang berorientasi kepada
kurikulum subjek akademis, buku teks yang telah disusun oleh para pengembang
kurikulum ,pada dasarnya adalah penyempurnaan dan perubahan buku ajar. Akibatnya,
ketika terjadi perubahan kurikulu, maka selalu diikuti oleh perubahan buku
pelajaran.
Namun demikian, apakah buku pelajaran merupakan satu-satunya
sumber bahan pelajaran? Ternyata tidak. Hal ini disebabkan beberapa alasan berikut
ini:
- Dewasa ini ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat, sehungga kalu guru dan siswa hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber belajar, bisa terjadi materi yang dipelajarinya itu akan cepat usang. Dengan demikian guru dituntut untuk menggunakan sumber lain yang dapat menyajikan informasi terbaru.
- Kemajuan teknologi informasi, memungkinkan materi pelajaran tidak hanya disimpan dalam buku teks saja, akan tetapi bisa disimpan dalam berbagai bentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien.
- Tuntutan kurikulum seperti pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), menuntut siswa agar tidak hanya sekedar menguasai informasi teoretis, akan tetapi bagaimana informasi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengankebutuhan daerah dan ligkungan dimana siswa tinggal.
Dari ketiga alasan diatas , mestinya
wawasan baru bagi guru, bahwa ternyata banyak sumber yang dapat dimanfaatkan
untuk membelajarkan siswa, selain dari buku teks yang dicetak secara masal. Guru
yang hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber materi pelajaran cenderung
pengelolaan pembelajaran hanya menyajikan materi yang belum tentu berguna untuk
kehidupan siswa. Ataupun , seandainya materi pelajaran itu dianggap penting,
maka siswa sulit menangkap pentingnya materi tersebut , selain hanya untuk
dihafal. Itulah sebabnya selain buku teks, guru seharusnya memanfaatkan
berbagai sumber belajar yang lain.
Sumber materi pelajaran yang dapat
dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Tempat atau lingkungan
Lingkungan merupakan sumber belajar
yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar
, yakni pertama lingkungan atau
tempat belajar yang sengaja didesain untuk belajar siswa seperti laboratorium,
perpustakaan, ruang internet dan lain sebagainya. Lingkungan seperti ini
dikatakan by disign karena tempat
semacam ini dirancang untuk proses pembelajaran. Kedua , lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran
akan tetapi keberadaannya dapat dimanfaatkan, misalnya halaman sekolah, kantin,
kamr mandi, dan lain sebagainya. Ligkungan yang demikian dekenal dengan dengan
ligkungan yang bersifat by utilization .
kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap guru karena memang
selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk mempelajari materi pelajaran,
juga dapat secara lagsung dijadikan tempat belajar setiap siswa.
- Orang atau narasunber
Pengetahuan itu tidak statuis, akan
tetapi bersifat dinamis, yang terus berkembang sangat cepat . oleh karena
perkembangan yang cepat itu, kadang-kadang apa yang disajikan dalam buku teks
tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir.
- Objek
Obyek atau benda yang sebenarnya merupakan
sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna
tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari benda yang sebenarnya buka
hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang isi pelajaran, akan tetapi
juga dapat membuat pelajaran lebih akurat disampig motivasi belajar siswa akan
lebih baik.
- Bahan cetak dan noncetak.
Bahan cetak (printed material) adalah berbagai informasi sebagai materi
pelajaran yang disimpan dalam erbagai bentuk tercetak seperti buku, majalah,
koran dan dan lain sebagainya. Sedangkan buku belajar yang noncetak adalah
informasi materi panjang, yang disimpan dalam berbagai bentuk alat komunikasi
elektronik yang biasanya berfungsi sebagai media pembelajaran, misalnya dalam
bentuk kaset , vidio, komputer ,CD, dan lain sebagainya. Terdapat 3 jenis bahan
cetan dan noncetak.
1. Bahan – bahanyang dapat dijadikan
sumber belajar utam auntuk setiap individu. Pada bentuk ini bahan –bahan pelajaran
disusun sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar secara individua, misalnya
bahan cetak seperti modul atau pelajaran berprograma.
2. Cetak yang disusun sebagai bahan
penunjang dan dirancang bukan sebagai bahan pelajaran individu. Artinya,
belajar melalui bahan cetak ini masi memerlukan guru atau instruktur secara
langsung.
3. Bahan yang tidak dirancang khusus untuk
pembelajaran tetapi, tetapi dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan siswa dalam mempelajari sesuatu. Bahan yang demikian biasanya berisi
tentang gagasan dan ide-ide pengarang secara bebas, atau berisi tentang hasil –hasil
penelitian mutahir dalam suatu bidang kajian tertentu.
D. LANGKAH-LAGKAH PENENTUAN
MATERI PEMBENLAJARAN
A. Identifikasi standar kompetensi
dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran
terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang
harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan,
karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk
ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
- Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaiaN.
- Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.
- Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan
kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah
pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan
perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang
sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk
ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang
sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian
respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk
ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah
psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Misalnya tulisan
tangan, mengetik, berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan
sebagainya.
Materi yang akan dibelajarkan perlu
diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di
samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan,
maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab,
setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem
evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau
hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics),
sedangkan metode pembelajaran materi prosedur dengan cara “demonstrasi”.
Cara yang paling mudah untuk menentukan
jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan
pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan
mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus
kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip,
prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.
Berikut adalah pertanyaan
penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.
a. Apakah kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau
suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan adalah “fakta”. Contoh: Nama dan lambang zat kimia, nama-nama
organ tubuh manusia.
b. Apakah kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi,
menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh
objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang
harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru Biologi menunjukkan
beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian peserta didik diminta untuk menglasifikasikan
atau mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang
berakar tunggang.
c. Apakah kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau
prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus
diajarkan adalah “prosedur”. Contoh :
·
Seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan membelajarkan
bagaimana proses penyusunan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan dalam
mewujudkan persamaan Hak Asasi Manusia.
·
Seorang guru Fisika menjelaskan tentang bagaimana membuat
magnet buatan. Seorang guru Kimia mengajarkan bagaimana membuat sabun mandi.
d. Apakah kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau
menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti
materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.
Contoh :
·
Seorang guru Matematika menjelaskan cara menghitung luas
segitiga menggunakan aturan Trigonometri. Rumus luas segitiga adalah setengah
dari perkalian dua sisi berdekatan kali sinus sudut yang diapit .
·
Seorang guru Ekonomi menjelaskan hubungan antara
penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika
permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik.
e. Apakah kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar
pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya
“Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap atau
nilai. Contoh: Budi memilih tidak menaati rambu-rambu lalulintas
daripada terlambat ke sekolah walau telah dibelajarkan pentingnya menaati
peraturan lalu lintas.
f. Apakah kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya
“Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik. Contoh:
Dalam pelajaran lompat tinggi, peserta didik diharapkan mampu melompati
mistar setinggi 125 centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah
teknik lompat tinggi.
Agar menjadi lebih jelas dalam
mengidentifikasi materi pembelajaran apakah termasuk aspek kognitif (fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut
disajikan bagan alur (flowchart) langkah-langkah penentuan materi
pembelajaran. Selain menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara
berpikir, diagram di bawah ini juga menunjukkan kata-kata kunci untuk
menentukan jenis atau tipe materi pembelajaran dalam hubungannya dengan
perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.
E. PENGEMASAN MAATERI PEMBELAJARAN
1. Prinsip
pengemasan
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan –pesan yang
ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan adalah informasi
yang akan disampaikan baik berupa ide, data/kata, konsep dan lain sebagainya,
yang dapat berpa kalimat, tulisan , gambar,peta ataupun tanda. Pesan bisa
disampaikan melalui bahasa verbal atau nonverbal. Pesan yang disampaikan perlu
dipahami siswa, sebab manakala tidak dipahami maka pesan tidak akan menjadi
informasi yang bermakna. Adakalanya suatu pesan tidak diterima oleh penerima
pesan (siswa), atau tidak sesuai dengan maksud pengirim pesa (guru). Hal ini
perlu diwaspada sebab salah pengertian dalam penerima pesan bisa berakibat
kesalahan dalam menanamkan informasi.
Agar pesan yang diinginkan di sampaikan bermakna sebagai
bahan pelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus diperhatikan diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Novelty , artinya suatu
pesan akan bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir. Pesan yang usang atau
yang sebenarnya telah diketahui oleh siswa, maka akan mempengaruhi tingkat
motivasi dan perhatian siswa dalam mempelajari bahan pelajaran.
b. Proximity, artiinya pesan
yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa. Pesan yang disajikan
jauh dari pengalaman siswa akan kurang diperhatikan.
c. Conflict, artinya pesan
yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi. Memang
hal ini tidaklah mudah sebab tidak semua materi pelajaran bisa dikeas seperti
itu. Akan tetapi, seorang perencana yang baik mestinya berusaha kearah itu. Materi
pelajaran yang mampu membawa emosi audience
seperti siswa cenderung akan diperhatikan.
d. Humor, artinya pesan
yang disampaikan sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesan lucu. Pesan yang
dikemas dengan lucu cenderung akan menarik perhatian.
Pengrmasan materi dan pesan pembelajaran dapat dilakukan
degan dua cara yakni pengemasan secara visual dan pengemasan dalam bentuk
cetak.
Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau
materi pelajaran menjadi bahanbelajar diantaranya:
a.
Kesesuaian dengan
tujuan yang harus dicapai
Kesesuaian antara pengemasan bahan
pelajaran dengan tujuan yang harus dicapai, seperti yang dirumuskan dalam
kurikulum secara teknis harus menjadi pertimbangan pertema, sebab dalam
pendekatan sistem tujuan adalah komponen yang utama dalam proses pembelajaran. Artinya
apapun yang direncanakan termasuk pengemasan materi pelajaran diarahkan untuk
mencapai tujuan hpembelajaran secara optomal. Oleh sebab itu , sebelum
dilakukan pengemasan materi pelajaran sebaiknya tentukan tujuan yang harus
dicapai baik tujuan dalam bentuk perubahan perilaku yang bersifat umum (goals)maupun perilaku terukur dalam
bentuk indikator hasil belajar (objectives)
b.
Kesederhanaan
Bahan pelajaran dikemas dengan tujuan
untuk memudahkan siswa belajar. Dengan demikian, kesederhanaan merupakan salah
satu pertimbangan yang harus diperhatikan. Pengemasan tersebut bukan hanya
tercerminkan dari bentuk pengemasannya iru sendiri, akan tetapi juga dilihat
dari bentuk penyajiannya, misalnya dari bentuk analog yang tidak menggunakan
kalimat majemuk, bahasa yang komunikatif dan mudah ditangkap maknanya atau
mungkin kesederhanaan dalam perintah penggunaan bahan ajar yang lebih praktis.
c.
Unsur –unsur desain
pesan
Dalam setiap kemasan sebaiknya terdapat
unsur gambar dan caption. Pengemasan materi
yang hanya terdiri atas gambar dan caption
saja akan akan mengurangi makna penyajian informasi. Walaupun bahan
pelajaran dikemas dalam bentuk visual misalnya, unsur caption harus menjadi bagian dari teknik penyajian, sebab salah
satu kriteria pengemasan aadalah apadah pengemasan pesan atau informasi yang
disajikan itu mudah dipahami atau tidak. Agar mudah dipahami maka penyajian
pesan dan informasi harus menyertakan unsur gambar dan caption.
d.
Pengorganisasian
bahan
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam
bagian-bagian menuju keseluruhan. Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami
manakal disusun dalam bentuk unit-unit kecil atau dalam bentuk pokok-pokok
bahasan yang dikemas secara induktif. Selesai siswa mempelajari unit tertentu
segera berikan umpan balik, demikian seterusnya sampai siswa menguasai materi
secara keseluruhan (mastery).
e.
Petunjuk cara
penggunaan
Dalam bentuka apapun pengemasan materi
harus disusun petunjuk cara penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi
seandainya bahan ajar dikemas untuk pembelajaran mandiri seperti modul ,
pengajaran berprograma (program teaching)
atau mungkin CD interaktif dan pembelajaran melalui kaset.
2. bentuk –bentuk pengemasan
Materi pelajaran yakni, berbagai informasi yang harus
dipahami siswa dapat dikemas dalam beragai bentuk . yaitu sebagai berkut:
a.
Materi pelajaran
terprogram
Materi pelajaran terprogram adalah
salah satu bentuk penyajian materi pembelajaran individual sehungga materi
pelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara mandiri. Terdapat beberapa ciri
dari materi pelajaran terprogram ini
1. Materi pelajaran disajikan dalam bentuk
init atau bagian kecil
Dari keseluruhan materi pelajaran yang
harus dikuasai, materi itu dibagi dalam bagian-bagian terkecil. Siswa mempelajari
setiap bagian itu secara bertahap dimulai bagian awal sampai bagian akhir. Setiap
siswa selesai mempelajari bagian atau unit, lagsung diberikan tesyang dengan
segera pula diberikan umpan balik dan diberikan reinforcement (penguatan)
2. Menuntut aktifitas siswa
Menyajikan materi terprogram menurut
aktivitas siswa, artinya dalam mempelajari meteri pelajaran siswa tidak
mengandalkan orang lain diluar dirinya, akan tetapi belajar sendiri. Dengan demikian,
siswa yang cepat belajar akan cepat juga menyelesaikan materi pelajran yang
disajikan : sebaliknya siswa lambat akan lambat pula menyelesaikan pelajaran.
3. Mengetahui dengan segera setiap selesai
mempelajari materi pelajaran
Dalam pengemasan materi terprogram
siswa dapat segera mengetahui keberhasilannya. Oleh sebab itu , setelah mempelajari
satu bagian terentu diberikan item tes yang berfungsi sebagi kontrol terhadap
pemahaman materi dan setelah itu diberikan balikan tentang kemungkinan jawaban.
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk cetak (printed material), yang kemudian dikenal
dengan pengajaran terprogram (program
teaching) atau bisa dalam bentuk non-tercertak seperti dalam bentuk vidio
dan komputer (computer based
instructional).
Pengajaranterprogram dalam bentuk tercetak, materi
pelajaran disusun sedemikian rupa dalam bentukbingkai belajar, sehingga bahan
ajar bahan ajar yang biasanya berbentuk buku pelajaran itu berisi
bingkai-bingkai belajar. Pada setiap bingkai diberikan materi pelajaran yang
sangat spesifik untuk dipelajari siswa disertai dengan tes yang harus
dikerjakan oleh siswa, sebagai kontrol penguasaan materi pelajaran yang telah
dipelajari pada bingkai tersebut.
Pengemasan materi pelajaran
terprogram dalam bentuk elektronik seperti, misalnya dalam komputer (computer based instructional) pada
dasarnya sam dengan format pengarang terprogram dalam bentuk tercetak .
bedanya, dalam bentuk tercetak. Bedanya , dalam bentuk komputer, materi
pelajaran dikemas dan diprogram melalui perangkat linak komputer, sehingga
penyajiannya tidak lagi dalam bentuk buku melainkan dalam bentuk komputer.
b. Pengemasan materi pelajaran melalui modul
Seperti halnya
materi pelajaran terprogram, pengemasan materi pelajaran modul merupakan bentuk
pengemasan materi pelajaran individual. Modul adalah satu kesatuan program yang
lengkap ,sehingga bahan pelajaran yang bersifat mandiri, maka materi pelajaran
dikemas sedemikian rupa sehingga melalui modul siswa dapat belajar secara
mandiri tanpa terikat oleh waktu, tempat dan hal-hal lain di luar dirinya
sendiri. Sepertihalnya dalam pelajaran terprogram , melalui modul siswa dapat
belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. Siswa yang memiliki kemampuan
belajar yang cepat maka akan dapat nmenyelesaikan p aket modul secara cepat
juga, sebaliknya manakalah siswa lambat belajar, akan lambat juga dalam
menyelesaikan pelajarannya. Materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk modul
memungkinkan siswa dapat belajar lebih cepat atau lebih lambat seuai dengan
kemampuannya masing-masing.
Dalam sebuah modul
minimal berisi tentang:
1. Tujuan yang harus dicapai, yang biasanya dirumuskan dalam
bentuk prilaku yang spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur
2. Petunjuk penggunaan, yakni petunjuk bagaimana seharusnya
siswa mempelajari modul.
3. Kegiatan belajar, berisi tentang materi yang harus
dipelajari oleh siswa.
4. Rangkuman materi, yakni garis-garis besar materi
pelajaran.
5. Tugas dan latihan.
6. Sumber bacaan, yakni buku-buku bacaan yang harus
dipelajari untuk memperdalam dan memperkaya wawasan.
7. Item-item tes, yakni rambu-rambu keberhasilan siswa dalam
mempelajari modul.
8. Kunci jawaban
c. Pengemasan materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah
bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagian-bagian yang diangap perlu dari berbagai sumber belajar dan
menggabungkannya menjadi satu kesatuan untuk dipelajari siswa. Sumber belajar
yang menjadi bahan komplikasi biasanya berasal dari buku-buku teks (tex book), yang dianggap lagkah
sehingga sulit didapatkan oleh para siswa.
Agar materi
pelajaran dapat disajikan secara sistematis, maka penyusunannya dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi
pelajaran melalui sistem kompilasi
2. Kemukakan secara ringkas tentang bahan-bahan yang
dikomplikasikan.
3. Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan
komplikasi
4. Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
mempelajari kompilasi.
5. Antar satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber
lainnya, diberi penyekat.
SUMBER: BUKU PERENCANAAN dan DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN