Jumat, 25 Oktober 2013

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN



A.   HAKIKAT MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standart kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang terpusat pada materi pelajaran ( subject-centered teaching), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pelajaran . menurut subject-centered teaching keberhasilan suatu proses pembelaaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat enguasai materi kurikulm.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat mengngkapkan kembali.
Merril (1977), membedakan isi (materi pelajaran menjadi empat macam yaiti : fakta, konsep,prosedural dan prinsip.
·         Fakta adalah sifat dari segala gejala,peristiwa, benda yang wujudnya  dapat ditangkap oleh pancaindra. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data pesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. Fakta merupakan materi pelajaran yang paling sederhana, karena  sifatnya hanya mengingat hal-hal yang spesifik.
·         Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari atribut menjadi suatu perbedaan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Atribut ini pada dasarnya adalah sejumlah fakta yang terkadung dalam objek.
·         Prosedural adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-lagkah secara simetris tentang sesuatu.
·         Prinsip, hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi yang selanjutnya dapat ditarik kedalam prinsip. yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, dan  teorema.
Disamping jenis diatas ada juga jenis materi pelajaran yang disebut dengan keterampilan. Keterampilan adalah pola kegiaatan yang memiliki ujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi. Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk , yaitu ketrampilan intelektual dan ketrampilan fisik.  Keterampilan intelektual adalh ketrampilan berpikir melalui usaha menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik berupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori. Ketrampilan fisik adalah keterampilan motorik seperti ketrampilan mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi , keterampilan memperbaiki suatu alat dan lain sebagainya.
Menurut Hilda Taba (1962) bahan atau materi pelajaran dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan sistem berpikir.
·         Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Fakta khusus ini biasanya merupakan informasi yang tingkat kegunaannya paling rendah .
·         Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau generalisasi. Memahami ide pokok, memungkinkan kita bisa menjelaskan sejumlah gejala spesifik atau sejumlah materi pelajaran.
·         Konsep menurut Hilda Taba lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok. Memahami konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga pemahaman konsep akan terkait dalam berbagai situasi.
·         Sistem berpikir berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah secara empiris, sistematis dan terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir ilmiah.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli maka materi pelajaran pada hakikatnya bisa berupa fakta,konsep,prosedur, prinsip dan ketrampilan. Untuk memudahkan pemahaman kita tentang jenis materi pelajaran maka anda dapat mengikuti flow chart tersebut.

B.    PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).
2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

C. SUMBER MATERI PEMBELAJARAN
            Dalam pelajaran konvensional, sering guru menemukan buku teks sebagai satu-satunya sumber materi pelajaran. Bahkan, pembelajaran yang berorientasi kepada kurikulum subjek akademis, buku teks yang telah disusun oleh para pengembang kurikulum ,pada dasarnya adalah penyempurnaan dan perubahan buku ajar. Akibatnya, ketika terjadi perubahan kurikulu, maka selalu diikuti oleh perubahan buku pelajaran.
Namun demikian, apakah buku pelajaran merupakan satu-satunya sumber bahan pelajaran? Ternyata tidak. Hal ini disebabkan beberapa alasan berikut ini:
  •    Dewasa ini ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat, sehungga kalu guru dan siswa hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber belajar, bisa terjadi materi yang dipelajarinya itu akan cepat usang. Dengan demikian guru dituntut untuk menggunakan sumber lain yang dapat menyajikan informasi terbaru. 
  • Kemajuan teknologi informasi, memungkinkan materi pelajaran tidak hanya disimpan dalam buku teks saja, akan tetapi bisa disimpan dalam berbagai bentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien.
  • Tuntutan kurikulum seperti pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), menuntut siswa agar tidak hanya sekedar menguasai informasi teoretis, akan tetapi bagaimana informasi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengankebutuhan daerah dan ligkungan dimana siswa tinggal.
Dari ketiga alasan diatas , mestinya wawasan baru bagi guru, bahwa ternyata banyak sumber yang dapat dimanfaatkan untuk membelajarkan siswa, selain dari buku teks yang dicetak secara masal. Guru yang hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber materi pelajaran cenderung pengelolaan pembelajaran hanya menyajikan materi yang belum tentu berguna untuk kehidupan siswa. Ataupun , seandainya materi pelajaran itu dianggap penting, maka siswa sulit menangkap pentingnya materi tersebut , selain hanya untuk dihafal. Itulah sebabnya selain buku teks, guru seharusnya memanfaatkan berbagai sumber belajar yang lain.
Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut: 
  •  Tempat atau lingkungan
Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar , yakni pertama lingkungan atau tempat belajar yang sengaja didesain untuk belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, ruang internet dan lain sebagainya. Lingkungan seperti ini dikatakan by disign karena tempat semacam ini dirancang untuk proses pembelajaran. Kedua , lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran akan tetapi keberadaannya dapat dimanfaatkan, misalnya halaman sekolah, kantin, kamr mandi, dan lain sebagainya. Ligkungan yang demikian dekenal dengan dengan ligkungan yang bersifat by utilization . kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap guru karena memang selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk mempelajari materi pelajaran, juga dapat secara lagsung dijadikan tempat belajar setiap siswa.

  •  Orang atau narasunber
Pengetahuan itu tidak statuis, akan tetapi bersifat dinamis, yang terus berkembang sangat cepat . oleh karena perkembangan yang cepat itu, kadang-kadang apa yang disajikan dalam buku teks tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir.

  •  Objek
Obyek atau benda yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari benda yang sebenarnya buka hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang isi pelajaran, akan tetapi juga dapat membuat pelajaran lebih akurat disampig motivasi belajar siswa akan lebih baik.

  •  Bahan cetak dan noncetak.
Bahan cetak (printed material) adalah berbagai informasi sebagai materi pelajaran yang disimpan dalam erbagai bentuk tercetak seperti buku, majalah, koran dan dan lain sebagainya. Sedangkan buku belajar yang noncetak adalah informasi materi panjang, yang disimpan dalam berbagai bentuk alat komunikasi elektronik yang biasanya berfungsi sebagai media pembelajaran, misalnya dalam bentuk kaset , vidio, komputer ,CD, dan lain sebagainya. Terdapat 3 jenis bahan cetan dan noncetak.
1.    Bahan – bahanyang dapat dijadikan sumber belajar utam auntuk setiap individu. Pada bentuk ini bahan –bahan pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar secara individua, misalnya bahan cetak seperti modul atau pelajaran berprograma.
2.    Cetak yang disusun sebagai bahan penunjang dan dirancang bukan sebagai bahan pelajaran individu. Artinya, belajar melalui bahan cetak ini masi memerlukan guru atau instruktur secara langsung.
3.    Bahan yang tidak dirancang khusus untuk pembelajaran tetapi, tetapi dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam mempelajari sesuatu. Bahan yang demikian biasanya berisi tentang gagasan dan ide-ide pengarang secara bebas, atau berisi tentang hasil –hasil penelitian mutahir dalam suatu bidang kajian tertentu.

D. LANGKAH-LAGKAH PENENTUAN MATERI PEMBENLAJARAN
A. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
  • Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaiaN.
  • Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.
  • Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
 Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Misalnya tulisan tangan, mengetik, berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan sebagainya.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur dengan cara “demonstrasi”.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.
Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.
a. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh: Nama dan lambang zat kimia, nama-nama organ tubuh manusia.
b. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru Biologi menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian peserta didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang berakar tunggang.
c. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”. Contoh :
·         Seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan membelajarkan bagaimana proses penyusunan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan dalam mewujudkan persamaan Hak Asasi Manusia.
·         Seorang guru Fisika menjelaskan tentang bagaimana membuat magnet buatan. Seorang guru Kimia mengajarkan bagaimana membuat sabun mandi.
d. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh :
·         Seorang guru Matematika menjelaskan cara menghitung luas segitiga menggunakan aturan Trigonometri. Rumus luas segitiga adalah setengah dari perkalian dua sisi berdekatan kali sinus sudut yang diapit .
·         Seorang guru Ekonomi menjelaskan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik.
e. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap atau nilai. Contoh: Budi memilih tidak menaati rambu-rambu lalulintas daripada terlambat ke sekolah walau telah dibelajarkan pentingnya menaati peraturan lalu lintas.
f. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik. Contoh: Dalam pelajaran lompat tinggi, peserta didik diharapkan mampu melompati mistar setinggi 125 centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik lompat tinggi.
Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi pembelajaran apakah termasuk aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut disajikan bagan alur (flowchart) langkah-langkah penentuan materi pembelajaran. Selain menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara berpikir, diagram di bawah ini juga menunjukkan kata-kata kunci untuk menentukan jenis atau tipe materi pembelajaran dalam hubungannya dengan perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

E. PENGEMASAN MAATERI PEMBELAJARAN
 1. Prinsip pengemasan
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan –pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan baik berupa ide, data/kata, konsep dan lain sebagainya, yang dapat berpa kalimat, tulisan , gambar,peta ataupun tanda. Pesan bisa disampaikan melalui bahasa verbal atau nonverbal. Pesan yang disampaikan perlu dipahami siswa, sebab manakala tidak dipahami maka pesan tidak akan menjadi informasi yang bermakna. Adakalanya suatu pesan tidak diterima oleh penerima pesan (siswa), atau tidak sesuai dengan maksud pengirim pesa (guru). Hal ini perlu diwaspada sebab salah pengertian dalam penerima pesan bisa berakibat kesalahan dalam menanamkan informasi.
Agar pesan yang diinginkan di sampaikan bermakna sebagai bahan pelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    Novelty , artinya suatu pesan akan bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir. Pesan yang usang atau yang sebenarnya telah diketahui oleh siswa, maka akan mempengaruhi tingkat motivasi dan perhatian siswa dalam mempelajari bahan pelajaran.
b.    Proximity, artiinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa. Pesan yang disajikan jauh dari pengalaman siswa akan kurang diperhatikan.
c.    Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi. Memang hal ini tidaklah mudah sebab tidak semua materi pelajaran bisa dikeas seperti itu. Akan tetapi, seorang perencana yang baik mestinya berusaha kearah itu. Materi pelajaran yang mampu membawa emosi audience seperti siswa cenderung akan diperhatikan.
d.    Humor, artinya pesan yang disampaikan sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesan lucu. Pesan yang dikemas dengan lucu cenderung akan menarik perhatian.
Pengrmasan materi dan pesan pembelajaran dapat dilakukan degan dua cara yakni pengemasan secara visual dan pengemasan dalam bentuk cetak.
Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahanbelajar diantaranya:
a.    Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
Kesesuaian antara pengemasan bahan pelajaran dengan tujuan yang harus dicapai, seperti yang dirumuskan dalam kurikulum secara teknis harus menjadi pertimbangan pertema, sebab dalam pendekatan sistem tujuan adalah komponen yang utama dalam proses pembelajaran. Artinya apapun yang direncanakan termasuk pengemasan materi pelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan hpembelajaran secara optomal. Oleh sebab itu , sebelum dilakukan pengemasan materi pelajaran sebaiknya tentukan tujuan yang harus dicapai baik tujuan dalam bentuk perubahan perilaku yang bersifat umum (goals)maupun perilaku terukur dalam bentuk indikator hasil belajar (objectives)
b.    Kesederhanaan
Bahan pelajaran dikemas dengan tujuan untuk memudahkan siswa belajar. Dengan demikian, kesederhanaan merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan. Pengemasan tersebut bukan hanya tercerminkan dari bentuk pengemasannya iru sendiri, akan tetapi juga dilihat dari bentuk penyajiannya, misalnya dari bentuk analog yang tidak menggunakan kalimat majemuk, bahasa yang komunikatif dan mudah ditangkap maknanya atau mungkin kesederhanaan dalam perintah penggunaan bahan ajar yang lebih praktis.
c.    Unsur –unsur desain pesan
Dalam setiap kemasan sebaiknya terdapat unsur gambar dan caption. Pengemasan materi yang hanya terdiri atas gambar dan caption saja akan akan mengurangi makna penyajian informasi. Walaupun bahan pelajaran dikemas dalam bentuk visual misalnya, unsur caption harus menjadi bagian dari teknik penyajian, sebab salah satu kriteria pengemasan aadalah apadah pengemasan pesan atau informasi yang disajikan itu mudah dipahami atau tidak. Agar mudah dipahami maka penyajian pesan dan informasi harus menyertakan unsur gambar dan caption.
d.    Pengorganisasian bahan
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju keseluruhan. Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami manakal disusun dalam bentuk unit-unit kecil atau dalam bentuk pokok-pokok bahasan yang dikemas secara induktif. Selesai siswa mempelajari unit tertentu segera berikan umpan balik, demikian seterusnya sampai siswa menguasai materi secara keseluruhan (mastery).
e.    Petunjuk cara penggunaan
Dalam bentuka apapun pengemasan materi harus disusun petunjuk cara penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya bahan ajar dikemas untuk pembelajaran mandiri seperti modul , pengajaran berprograma (program teaching) atau mungkin CD interaktif dan pembelajaran melalui kaset.

2. bentuk –bentuk pengemasan
Materi pelajaran yakni, berbagai informasi yang harus dipahami siswa dapat dikemas dalam beragai bentuk . yaitu sebagai berkut:
a.    Materi pelajaran terprogram
Materi pelajaran terprogram adalah salah satu bentuk penyajian materi pembelajaran individual sehungga materi pelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara mandiri. Terdapat beberapa ciri dari materi pelajaran terprogram ini
1.    Materi pelajaran disajikan dalam bentuk init atau bagian kecil
Dari keseluruhan materi pelajaran yang harus dikuasai, materi itu dibagi dalam bagian-bagian terkecil. Siswa mempelajari setiap bagian itu secara bertahap dimulai bagian awal sampai bagian akhir. Setiap siswa selesai mempelajari bagian atau unit, lagsung diberikan tesyang dengan segera pula diberikan umpan balik dan diberikan reinforcement (penguatan)
2.    Menuntut aktifitas siswa
Menyajikan materi terprogram menurut aktivitas siswa, artinya dalam mempelajari meteri pelajaran siswa tidak mengandalkan orang lain diluar dirinya, akan tetapi belajar sendiri. Dengan demikian, siswa yang cepat belajar akan cepat juga menyelesaikan materi pelajran yang disajikan : sebaliknya siswa lambat akan lambat pula menyelesaikan pelajaran.
3.    Mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran
Dalam pengemasan materi terprogram siswa dapat segera mengetahui keberhasilannya. Oleh sebab itu , setelah mempelajari satu bagian terentu diberikan item tes yang berfungsi sebagi kontrol terhadap pemahaman materi dan setelah itu diberikan balikan tentang kemungkinan jawaban.
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk cetak (printed material), yang kemudian dikenal dengan pengajaran terprogram (program teaching) atau bisa dalam bentuk non-tercertak seperti dalam bentuk vidio dan komputer (computer based instructional).
Pengajaranterprogram dalam bentuk tercetak, materi pelajaran disusun sedemikian rupa dalam bentukbingkai belajar, sehingga bahan ajar bahan ajar yang biasanya berbentuk buku pelajaran itu berisi bingkai-bingkai belajar. Pada setiap bingkai diberikan materi pelajaran yang sangat spesifik untuk dipelajari siswa disertai dengan tes yang harus dikerjakan oleh siswa, sebagai kontrol penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajari pada bingkai tersebut.

Pengemasan materi pelajaran terprogram dalam bentuk elektronik seperti, misalnya dalam komputer (computer based instructional) pada dasarnya sam dengan format pengarang terprogram dalam bentuk tercetak . bedanya, dalam bentuk tercetak. Bedanya , dalam bentuk komputer, materi pelajaran dikemas dan diprogram melalui perangkat linak komputer, sehingga penyajiannya tidak lagi dalam bentuk buku melainkan dalam bentuk komputer.
b.    Pengemasan materi pelajaran melalui modul
Seperti halnya materi pelajaran terprogram, pengemasan materi pelajaran modul merupakan bentuk pengemasan materi pelajaran individual. Modul adalah satu kesatuan program yang lengkap ,sehingga bahan pelajaran yang bersifat mandiri, maka materi pelajaran dikemas sedemikian rupa sehingga melalui modul siswa dapat belajar secara mandiri tanpa terikat oleh waktu, tempat dan hal-hal lain di luar dirinya sendiri. Sepertihalnya dalam pelajaran terprogram , melalui modul siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. Siswa yang memiliki kemampuan belajar yang cepat maka akan dapat nmenyelesaikan p aket modul secara cepat juga, sebaliknya manakalah siswa lambat belajar, akan lambat juga dalam menyelesaikan pelajarannya. Materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk modul memungkinkan siswa dapat belajar lebih cepat atau lebih lambat seuai dengan kemampuannya masing-masing.

Dalam sebuah modul minimal berisi tentang:
1.    Tujuan yang harus dicapai, yang biasanya dirumuskan dalam bentuk prilaku yang spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur
2.    Petunjuk penggunaan, yakni petunjuk bagaimana seharusnya siswa mempelajari modul.
3.    Kegiatan belajar, berisi tentang materi yang harus dipelajari oleh siswa.
4.    Rangkuman materi, yakni garis-garis besar materi pelajaran.
5.    Tugas dan latihan.
6.    Sumber bacaan, yakni buku-buku bacaan yang harus dipelajari untuk memperdalam dan memperkaya wawasan.
7.    Item-item tes, yakni rambu-rambu keberhasilan siswa dalam mempelajari modul.
8.    Kunci jawaban

c.    Pengemasan materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagian-bagian yang diangap  perlu dari berbagai sumber belajar dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan untuk dipelajari siswa. Sumber belajar yang menjadi bahan komplikasi biasanya berasal dari buku-buku teks (tex book), yang dianggap lagkah sehingga sulit didapatkan oleh para siswa.
Agar materi pelajaran dapat disajikan secara sistematis, maka penyusunannya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.    Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi pelajaran melalui sistem kompilasi
2.    Kemukakan secara ringkas tentang bahan-bahan yang dikomplikasikan.
3.    Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan komplikasi
4.    Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mempelajari kompilasi.
5.    Antar satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya, diberi penyekat.


SUMBER: BUKU PERENCANAAN dan DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar